Green Caramel Apples

Minggu, 04 Maret 2012

PENALARAN

PENALARAN
I.        Latar Belakang
Saat ini kita banyak di tuntut untuk dapat mengambil keputusan secara cepat dan tepat dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkansemua pihak dapat memperoleh semua informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber dan tempat di dunia. Dengan demikian kita perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola informasi supaya mampu  bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidakpasti dan kompetitif. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran kritis.Penarikan kesimpulan yang di dapat melauin beberapa contoh kasus yang ada.Karena belakangan ini,banyak sekali kasus-kasus yang terjadi di negeri kita ini.Dan dari kasus tersebut,kita diharapakan agar dapat menarik kesimpulan yang tepat tentang keadaan yang terjadi saat ini.Dan pada kasus ini pula,diperlukan penalaran kita yang terus berjalan secara logis.

II.        Isi
Ø  Definisi
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Ø  Metode Penalaran
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.

Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Penalaran deduktif umumnya terdiri dari tiga bagian yaitu premis mayor, premis minor dan konklusi.

Premis mayor artinya pernyataan umum, sementara premis minor artinya pernyataan khusus. Proses itu dikenal dengan istilah silogisme. Misalnya, "Semua orang akhirnya akan mati" (premis mayor). Hasan adalah orang (premis minor). Oleh karena itu, "Hasan akhirnya juga akan mati" (kesimpulan). Jadi, berfikir deduktif adalah berpikir dari yang umum ke yang khusus. Dari yang abstrak ke yang konkrit. Dari teori ke fakta-fakta. Sebaliknya adalah berfikir induktif. Berfikir induktif adalah berfikir dari yang khusus ke yang umum. Berfikir induktif adalah berfikir berdasarkan pada pengajuan fakta-fakta dahulu.
Premis adalah sesuatu yang telah diketahui dan diterima (teori, hukum, asumsi). Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan disebut premis

Contoh :
a. Premis mayor
Semua pemimpin bisa berbuat salah

b. Premis minor
Semua ketua adalah pemimpin

c. Konklusi
Semua ketua bisa berbuat salah

Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Ada 3 macam penalaran induktif :

1. Generalisasi
=> Merupakan penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-data yang ada.
=> Dibagi menjadi 2 :
a. Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif => Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
Contoh :
- Sensus Penduduk.
- Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, baja memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.
b. Generalisasi Tidak Sempurna / Dengan loncatan induktif => Fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
Contoh : Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong.
2. Analogi
=> Merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Pada analogi biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di tiap bagiannya.
=> Tujuan dari analogi :
- Meramalkan kesamaan.
- Mengelompokkan klasifikasi.
- Menyingkapkan kekeliruan.
=> Contoh :
Leeteuk adalah personil Super Junior.
Leeteuk berbakat di semua bidang hiburan.
Yesung adalah personil Super Junior.
Oleh sebab itu, Yesung berbakat di semua bidang hiburan.
3. Kausal
=> Merupakan proses penarikan kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat.
=> Terdiri dari 3 pola, yaitu :
a. Sebab ke akibat => Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kesimpulan sebagai efek.
Contoh : Karena terjatuh di tangga, Kibum harus beristirahat selama 6 bulan.
b. Akibat ke sebab => Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kejadian yang dianggap penyebabnya.
Contoh : Jari kelingking Leeteuk patah karena memukul papan itu.
c. Akibat ke akibat => Dari satu akibat ke akibat lainnya tanpa menyebutkan penyebabnya.


Ø  Kesalahan dalam penalaran
Salah nalar adalah gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

Jenis-jenis salah nalar :
a. Deduksi yang salah : Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
contoh :
·         Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.
b. Generalisasi terlalu luas
Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh :

·         Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
c. Pemilihan terbatas pada dua alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh :

·         Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
d. Penyebab Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh:

·         Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
e. Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh:

·         Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
f. Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh:

·         Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak.
g. Meniru-niru yang sudah ada
Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.
Contoh:

·         Anak SLTA saat mengerjakan ujian matematika dapat menggunakan kalkulator karena para profesor menggunakan kalkulator saat menjawab uji

  1. Saran/kesimpulan
Kita harus selalu menggunakan penalaran yang sehat dalam mengamati keadaan di sekitar kita.Terutama dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari.Karena dengan adanya ini,maka kita akan selalu berhati-hati dalam menyimpulkan suatu hal.Dalam kesimpulan tersebut,di dalamnya akan terdapat banyak sekali pertanyaan,yang nantinya akan kita rangkum menjadi satu kesimpulan.

Peranan Soft Skill dalam Bidang Pekerjaan


Tema : Softskill

        I.            Latar Belakang
Di jaman yang maju saat ini kemampuan kita dalam bersosialisi dengan orang banyak sangatlah dibutuhkan untuk dapat menunjang kemudahan kita dalam melakukan kegiatan-kegiatan kita sehari-hari.Karena pada dasarnya kita adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri tanpan bantuan orang lain.Kita harus mampu melakukan sosialisasi yang baik antar sesama.Kemampuan kita dalam bersosialisasi dapat dilatih dengan berbagai macam cara.Tentunya dengan cara banyak melibatkan diri kita pada kegiatan-kegiatan yang banyak berbaur dengan orang banyak.Dengan ini,kita dapat melatih kemampuan softskill yang ada dalam diri kita.
      II.            Isi
Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.

Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori :
o   Intrapersonal skill
Mencakup : self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill (improvement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience).
o   Interpersonal skill
Sedangkan interpersonal skill mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skill (leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy).

Pada proses rekrutasi karyawan, kompetensi teknis dan akademis (hard skill) lebih mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan keterampilan yang dikuasai. Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in the right place’.

Hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Di kalangan para praktisi SDM, pendekatan ala hard skill saja kini sudah ditinggalkan. Percuma jika hard skill oke, tetapi soft skillnya buruk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang juga mensyaratkan kemampuan soft skill, seperi team work, kemampuan komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job requirementnya. Saat rekrutasi karyawan, perusahaan cenderung memilih calon yang memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah. Alasannya sederhana : memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter. Bahkan kemudian muncul tren dalam strategi rekrutasi „ Recruit for Attitude, Train for Skill“.

Hal tersebut menunjukkan bahwa : hard skill merupakan faktor penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skillnya yang baik.
Psikolog kawakan, David McClelland bahkan berani berkata bahwa faktor utama keberhasilan para eksekutif muda dunia adalah kepercayaan diri, daya adaptasi, kepemimpinan dan kemampuan mempengaruhi orang lain. Yang tak lain dan tak bukan merupakan soft skill.


o        Contoh Kasus

Bila Anda adalah seorang atasan yang  sedang menyeleksi seorang pegawai, yang
manakah yang akan Anda pilih bila terdapat 2 calon pegawai dengan kemampuan
intelektual yang sama, yang satu sombong dan merasa sok pintar sedangkan yang satunya lagi korporatif dan ramah. Tentu yang akan kita pilih adalah yang kedua. Ada ungkapan yang mengatakan bahwa kegagalan seseorang dalam meraih sesuatu kadang-kadang bukan karena ia tidak mampu untuk meraih sesuatu tersebut namun  karena ia terlalu yakin bisa meraih sesuatu tersebut hingga melupakan faktor yang lain, faktor yang justru sangat penting, yaitu emosi pribadi (Softskill)

    III.            Saran / kesimpulan
Mulai kenali potensi apa yang kita miliki,kenali siapa sebenarnya diri kita.Coba padukan presentasi yang baik untuk diri kita antara kemampuan hard skill dan softskill yan baik untuk diri kita.Untuk kemampuan emosional kita dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada sehari-hari,maka cobalah terapkan & mulailah melatih kemampuan softkill kita dengan baik.



Kemampuan Hard Skill dalam Dunia Kerja



Tema      : Hard Skill

I.     Latar Belakang
Dunia kerja saat ini menginginkan para tenaga kerjanya untuk memiliki kombinasi hardskill dan softskill yang baik.Karena keseimbangan dari pertumbuhan hardskill dan softskill akan membuat kita mengalami sukses lebih cepat dan lebih jauh dari kesuksesan yang hanya ditunjang oleh salah satu faktor tersebut. Perpaduan antara hardskill dan softskill sangat diperlukan untuk meraih jenjang karir yang tinggi atau memperluas bisnis di masa depan.Hal ini dapat memberikan efek yang jauh lebih baik,tidak hanya bagi diri kita sendiri tetapi juga bagi instansi perusahaan tempat kita bekerja.
II.     Isi
Untuk bisa bersaing di dunia kerja, seseorang harus memiliki serangkaian skill. Tulisan singkat ini sekedar untuk menyegarkan ingatan Anda tentang apa itu hardskill dan softskill.
Pengertian
  • Hardskill adalah keterampilan teknis yang melekat atau dibutuhkan untuk profesi tertentu. Contoh: insinyur mekanik membutuhkan keterampilan bekerja dg permesinan, programmer harus menguasai teknik pemrograman dg bahasa tertentu.
  • Hardskill adalah suatu kemampuan seseorang dalam ilmu pengetauan / akademik yang dipelajari.Dengan adanya hardskill maka manusia pun akan memiliki wawasan ilmu pengetahuan.Di dalam pekerjaan tidak menutup kemungkinan bahwa hard skill juga diperlukan karena pekerja yang berwawasan ilmu yanga baik akan menguntungkan sekali untuk perusahaan yang bersangkutan.
  • Selain itu hard skill juga berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Sedangkan soft skill adalah ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Semua profesi membutuhkan keahlian (hard skill) tertentu akan tetapi semua profesi memerlukan soft skill.
Penerapan Hard Skill di Beberapa Bidang
Cara melatih kemampuan
Kemampuan ini biasa dipelajari di sekolah atau universitas yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan Newsletter KAP Syarief Basir dan Rekan, Edisi : VII/Julii 2011 1subyek yang dipelajari. Misalnya, seorang mahasiswa belajar akuntansi dengan harapan bahwa setelah belajar akuntansi dia bisa membuat laporan keuangan.  Hard skill bisa diukur dengan melakukan tes yang ada hubungannya dengan bidang yang dipelajari. Bisa dikatakan bahwa hard skill bersifak kasat mata atau nyata.
  1. Saran / kesimpulan
Organisasilah yang bisa membentuk seseorang bisa memiliki kemampuan-kemampuan tersebut,apakah kita memiliki kemampuan-kemampuan tersebut ?Belajar dan belajar itulah jawabannya dan yang paling penting percaya pada kata“PROSES”.Karena kemampuan apapun yang ada dalam kita kita,langkah awalnya adalah ingin belajar dan kita akan melalui banyak proses dalam serangkaian pembelajaran tersebut.

Sumber    :