BENCANA BESAR BUMI ABAD 21
Artikel ini tidak akan memihak mengenai apakah 21 Desember 2012 merupakan kiamat atau bukan. Di sini akan dipaparkan berbagai bencana yang siap menghentak bumi di abad 21. Referensi diambil dari buku “Kiamat 2012” (Apocalypse 2012) karangan Lawrence E. Joseph
Dari beberapa skenario bencana besar yang ditawarkan oleh para ilmuwan termasuk Lawrence E. Joseph, maka dapat diambil dua kategori skenario bencana besar, yaitu yang berasal dari bumi dan yang berasal dari angkasa.
Apabila bencana-bencana besar berikut akan terjadi tanpa adanya penghalang, dipastikan Bumi akan musnah dan kehidupan bumi akan sekarat. Saat itu, semua penduduk bumi akan merasakan kepunahan masal seperti yang terjadi 65 juta tahun lalu.
1. DARI BUMI
Aktivitas bumi yang berlebihan dan menunjukkan sebuah anomali yang tidak lagi terjadi sejak 10.000 tahun lalu diantaranya:
- Taman nasional Yellowstone yang terkenal memiliki geyser bernama Old Faithful, mampu menyemburkan lebih dari 3.000 liter air dalam waktu kurang dari sepuluh detik. Para ahli vulkanologi dan geologi yang menyatakan bahwa taman nasional Yellowstone merupakan sebuah gunung berapi raksasa yang berpotensi meletus. Ketika banyak orang menyaksikan keindahan geyser di taman nasional tersebut, sebenarnya mereka tidak sadar bahwa mereka sedang berada di tengah kawah besar gunung berapi raksasa.
J. Tuzo Wilson, seorang ahli geofisika Kanada yang terkenal dengan teorinya tentang lempeng tektonik, pernah menjelaskan bahwa sebenarnya Yellowstone terletak dalam sebuah ujung barisan gunung api yang tertidur. (Ilmu Pengetahuan Populer, 1999, 2: 228).
Jika Yellowstone meletus maka dapat dipastikan bahwa seluruh dunia akan merasakan dampaknya, Amerika Serikat akan luluh-lantah, kemudian disusul kawasan Pasifik dan Atlantik. Kawasan Eurasia, Afrika dan Australia akan tertutup abu, udara menjadi beracun, dan matahari tidak akan pernah terbit selama sekitar sepuluh tahun—bumi akan kembali pada jaman es.
-Semakin melemahnya kekuatan magnetosfer bumi yang bertugas melindungi bumi dari radiasi matahari dan memengaruhi pola serta arah pergerakan migrasi hewan tertentu seperti burung camar hingga ikan paus. Tanpa magnetosfer maka bumi akan menjadi sebuah planet tandus oleh radiasi matahari; manusia tidak dapat keluar rumah tanpa menggunakan pakaian anti radiasi; dan hewan-hewan yang menggunakan magnetosfer magnet sebagai penunjuk arah akan kehilangan kemampuan navigasi, jelas akan berpotensi menuju kepunahan. Hilangnya salah satu bagian penting dalam biosfer tentu akan disusul hilangnya bagian lain dalam biosfer.
Kekuatan magnetosfer bumi semakin melemah jika dibandingkan 200 tahun lalu. Kini magnetosfer bumi bahkan mengalami sebuah keretakan sepanjang 160.000 kilometer di atas Atlantik, para ilmuwan ahli geologi menyebutnya sebagai anomali Atlantik Selatan. (Joseph, 2008: 65).
Para ilmuwan yakin rotasi inti bumi yang berupa logam cair dengan panas mencapai sekitar 3.900 derajat celcius semakin lama semakin lambat dan tidak mustahil akan berhenti. Hal inilah yang menyebabkan kekuatan magnetosfer juga melemah.
2. DARI ANGKASA
-
Radiasi matahari merupakan sebuah bentuk ledakan yang diakibatkan oleh perubahan medan magnet matahari. Kekuatan radiasi yang begitu besar mampu membuat aktivitas listrik dan gelombang radio di seluruh dunia menjadi terganggu. Padamnya arus listrik pada masa sekarang akan membuat semua kegiatan dan teknologi modern lumpuh seketika.
Banyak ilmuwan yang memperkirakan bahwa tahun 2012 aktivitas badai matahari olehy radiasi di seluruh dunia akan mengingkat pesat, akibat tingginya aktivitas matahari saat itu. Aktivitas matahari pada tahun 2012 yang mengingkat pesat rupanya sesuai dengan daur aktivitas matahari.
Anomali yang berasal dari angkasa tidak hanya terbatas pada pengaruh dan aktivitas matahari semata, tapi juga pada aktivitas dan perilaku seluruh tata surya terhadap gerakan galaksi.
- Lawrence E. Joseph menjelaskan bahwa kini tata surya sedang berada dalam sebuah awan energi galaksi bima sakti, yang terdiri dari wilayah bermedan magnet tinggi yang menyebabkan seluruh tata surya menghasilkan gelombang kejut yang akan mempengaruhi semua anggota tata surya. (Joseph, 2008: 152-153)
Revolusi galaksi bima sakti berakibat pada revolusi matahari dan seluruh tata surya. Celakanya, revolusi tata surya kini sedang melewati awan energi di galaksi bima sakti yang menyebabkan terjadinya guncangan terhadap tata surya, layaknya pesawat yang terbang melintasi cuaca buruk. Guncangan energi berakibat buruk bagi tata surya- dapat memicu hujan komet pembunuh yang berasal dari Awan Oort dan Sabuk Kuiper. Jika itu terjadi maka dapat dipastikan bumi dan planet-planet yang lain akan merasakan bencana akibat hujan komet, dengan dampak yang berbeda-beda.
- Para ilmuwan khawatir ada sebuah bencana tersembunyi yang berasal dari tepi tata surya yakni pusat penyimpanan komet di Awan Oort, asteroid di Sabuk Kuiper, dan sabuk asteroid pada jalur Mars dan Jupiter. Jika kita mengambil Pluto sebagai awal pembagian, maka akan mendapatkan bentuk pembagian seperti ini, Pluto, Sabuk Kuiper, dan Awan Oort.
Awan Oort merupakan sebuah awan besar yang mengandung sekitar seratus milyar inti komet yang terentang hingga jarak lima belas trilyun kilometer, dari sinilah semua komet dilahirkan. Awan tersebut mengandung inti komet dengan diameter yang beragam mulai dari satu kilometer hingga lebih dari delapan puluh kilometer. (Sagan dan Leonard, 1984: 174)
Kini, banyak ahli astronomi sepakat bahwa “markas” komet di Awan Oort merupakan induk dari komet pembunuh. Salah satu bukti kuat ialah pada tahun 1994, sebuah komet pembunuh bernama Shoemaker-Levy 9 menabrak Jupiter hingga membuat sebuah luka sebesar bumi di planet tersebut.
http://idedunia.blogspot.com/2010/03/bencana-besar-bumi-abad-21.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar